SEJARAH AWAL PERADABAN ISLAM MASA NABI
MUHAMMAD SAW DI KOTA MADINAH
Makalah
Disusun
Guna Untuk Memenuhi Tugas
Mata
Kuliah : Sejarah Peradaban Islam
Dosen
Pengampu : Drs. H. M. Mudhofi, M.Ag
Dwi
Aprillia Hapsari (1501046011)
Diana
Syahrotus Siamah (1501046013)
Elya
Sukmawati (1501046032)
PMI-A1
PENGEMBANGAN
MASYARAKAT ISLAM
FAKULTAS
DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur
penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas kebaikan-Nya penulis
menyelesaikan makalah yang berjudul “Sejarah Peradaban Islam di Kota Madinah”.
Makalah disusun guna memenuhi tugas Sejarah Peradaban Islam. Dalam penyusunan
makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. H. M. Mudhofi,
M.Ag. selaku dosen pengampu mata kuliah Sejarah Peradaban Islam dan rekan-rekan
satu kelompok yang berkenan bekerjasama dalam menyeselaikan makalah.
Penulis
menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran agar penulis dapat melakukan perbaikan terhadap
makalah yang disusun ini.
Semoga
makalah ini dapat bermanfaat. Amiin
Semarang,
30 September 2015
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL.............................................................................................1
KATA
PENGANTAR..........................................................................................2
DAFTAR
ISI........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
I.
Latar Belakang..................................................................................4
II.
Rumusan
Masalah.............................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
I.
Nabi Muhammad SAW hijrah ke Yastrib.............................................5
II.
Kondisi Sosial, Politik, Ekonomi, Budayadan Agama
masyarakat Madinah sebelum
islam.........................................................................................5
III.
Respon masyarakat ketika kedatangan Nabi di Madinah.......................7
IV.
Strategi dakwah Nabi di
Madinah..........................................................7
V.
Pengembangan peradaban masa kini dan masa
depan...........................8
BAB III
SIMPULAN..........................................................................................9
BAB IV
PENUTUP.............................................................................................9
DAFTAR
PUSTAKA.........................................................................................10
BAB
. I
PENDAHULUAN
I.
Latar
Belakang
Nabi Muhammad saw berhijrah ke
madinah meninggalkan kota Mekkah sebagaimana karena utusan Allah. Dalam
perjalananya mengembang wahyu Allah, Nabi memerlukan suatu strategi yang
berbeda dimana pada waktu di Makkah Nabi lebih menonjolkan dari segi tauhid dan
perbaikan akhlak di Madinah Nabi banyak berkecimpung dalam pembinaan atau
pendidikan sosial masyarakat karena disana beliau diangkat sebagai Nabi
sekaligus sebagai kepala keluarga.
Persoalan yang dihadapi oleh Nabi
ketika di Madinah jauh lebih komplek dibanding ketika di Mekkah. Disini umat
islam sudah berkembang pesat dan harus hidup berdampingan dengan sesama pemeluk
agama lain, seperti yahudi dan nasrani. Oleh karena itu pendidikan yang
diberikan oleh nabi juga mencakup urusan-urusan muamalah tau tentang kehidupan
bermasyarakat dan politik.
II.
Rumusan
Masalah
1. Mengapa
Nabi Muhammad hijrah ke kota Yastrib?
2. Bagaimana
kondisi sosial politik,ekonomi, budaya, dan agama masyarakat Madinah sebelum
Islam ?
3. Bagaimana
respons masyarakat ketika Nabi datang di
kota Madinah ?
4. Bagaimana stategi dakwah yang dikeluarkan Nabi di Madinah ?
5. Prestasi
dakwah apa saja yang diperoleh Nabi di Madinah ?
6. Bagaimana
pengembangan peradaban islam masa kini dan masa depan ?
BAB. II
PEMBAHASAN
A.
Nabi
Muhammad hijrah ke kota Yatsrib
Kota Madinah sebelum datangnya islam bernama
Yatsrib. sebutan Madinah dikenal setelah masuknya Islam ke kota ini. Madinah
juga dikenal dengan Madinatun Nabi (Masjid Nabi) atau al-Madinah al-Munawwarah (Kota yang Bercahaya) keadaan kota ini
terletak di lembah yang subur yang berada pada jarak kurang 300 km sebelah
utara kota mekah. Keadaan social masyarakat Yatsrib sebelum kedatangan Nabi
Muhammad Saw. memiliki beberapa kemiripan dengan keadaan di Makkah. Suku-suku
dan kelompok masyarakat yang tinggal di sana berperang satu sama lain. Tidak
ada suatu model pemerintahan yang mengatur kehidupan masyarakatnya, seperti
halnya kerajaan. Kekuasaan berada di tangan suku-suku atau kelompok tertentu
secara bergantian. Bergantung kepada siapa yang paling kuat diantara mereka.
Rasulullah SAW hijrah dalam rangka melaksanakan
perintah Allah SWT untuk berjihad di jalan-Nya agar agama Islam dapat mencapai
tingkat kesempurnaan, dan kedaulatan Islam dapat berdiri. Madinah telah
mempersiapkan diri untuk melaksanakan ini semua.Nabi muhammad SAW adalah
pembawa risalah yang paing agung dalam sejarah. Beliaupun harus hijrah ke
madinah untuk melaksanakan perintah allah sebagaimana perjalanan dakwah
nabi-nabi sebelumnya.Dimintanya sahabat-sahabatnya menyusul kaum ansar ke
yastrib. Hanya saja dalam meninggalkan mekah hendaknya mereka terpencar,supaya
jangan sampai menimbulkan kepanikan kaum quraisy. Dan kaum muslimin pun mulai
melakukan hijrah secara sendiri-sendiri atau kelompok kecil. Tetapi hal itu
rupanya sudah diketahui oleh pihak quraisy. Nabi Muhammad telah mempersatukan
Aus dan Khanzraj yang selama ini bermusuhan,saling berperang. Setelah itu pada
akhirnya nabi Muhammad mendirikan Masjid untuk kaum Muslimnya beribadah.
B.
agama
masyarakat Madinah sebelum Islam.
Sebelum kedatangan agama Islam, Madinah bernama Yatsrib. Kota ini merupakan
salah satu kota terbesar di propinsi Hijaz. Kota ini merupakan kota strategis
dalam jalur perdagangan yang menghubungkan antara kota Yaman di selatan dan
Syiria di utara. Selain itu, Yatsrib merupakan daerah subur di Arab yang
dijadikan sebagai pusat pertanian. Sebagian besar kehidupan masyarakat kota ini
hidup dari bercocok tanam, selain berdagang dan beternak.
Karena letaknya yang strategis dan berlahan subur maka tak heran jika
banyak penduduknya yang berasal dari bukan wilayah itu. Hampir bisa dipastikan
bahwa sebagian besar dari mereka adalah para pendatang yang bermigrasi dari
wilayah utara atau selatan. Pada umumnya mereka pindah ke wilayah ini karena
persoalan politik, ekonomi, dan persoalan-persoalan kehidupan lainnya, misalnya
bangsa Yahudi dan bangsa Arab Yaman. Kedua bangsa inilah yang mendominasi
kehidupan sosial ekonomi dan politik.
Kelompok masyarakat Yahudi yang berdiam di kota Yatsrib kebanyakan berasal
dari wilayah utara. Mereka datang ke kota itu secara bergelombang yang dimulai
pada abad ke-1 dan ke-2 M. Mereka berusaha menghindar dari kejaran bangsa
Romawi yang ingin membunuh dan menghancurkan kehidupan mereka. Pengejaran ini
dilakukan karena bangsa Romawi memandang bangsa Yahudi sebagai bangsa
pemberontak. Mereka melakukan pemberontakan terhadap kekuasaan bangsa Romawi yang
tengah berkuasa saat itu.
Sementara bangsa Arab datang ke Yatsrib karena negerinya dilanda bencana
alam, berupa hancurnya bendungan Ma'arib yang dibangun sejak masa ratu Balqis
ketika kerajaan Saba masih berjaya. Selain persoalan itu, alasan kepindahan
bangsa Arab selatan ini ke Yatsrib karena persoalan konflik politik yang
berkepanjangan yang melanda negara dan bangsa mereka. Dua suku besar yang
berhasil masuk dan menetap di Yatsrib adalah suku 'Aus dan Khazraj.
Kedatangan bangsa Arab Yaman ke Yatsrib diperkirakan terjadi pada tahun 300
M. Mereka juga berdatangan secara bergelombang. Gelombang terbesar terjadi pada
akhir abad ke-4 M. Kedatangan mereka secara masal ini ternyata mengalahkan
jumlah masyarakat Yahudi yang lebih awal menetap di kota itu.
Pada awalnya, kedua suku bangsa ini, yakni Yahudi dan Arab dapat hidup
secara berdampingan, saling menghormati satu sama lain dan sebagainya. Namun
dalam perkembangan selanjutnya, ketika masyarakat Arab melebihi jumlah penduduk
bangsa Yahudi, mulai timbul kecurigaan dan saling ancam. Ketegangan ini berawal
dari sikap bangsa Yahudi yang sangat sombong. Mereka menyombongkan diri sebagai
manusia pilihan Tuhan karena dari suku mereka banyak diutus para nabi dan
rasul. Selain itu, mereka adalah pengaut agama tauhid, sementara masyarakat
Arab adalah penyembah berhala.
Apabila timbul konflik di antara mereka, dua kelompok sosial ini, orang
Yahudi selalu berkata dengan nada ancaman, "Kehadiran seorang Nabi yang
akan diutus sudah dekat. Dia akan memimpin kami untuk membunuh kalian."
Para pendeta jika ditanya tentang kedatangan Nabi mereka selalu menunjuk ke
Yaman. Isyarat itu bagi penduduk Yatsrib bukan negeri Yaman, melainkan kota
Mekkah. Oleh sebab itu, ketika orang Yatsrib mendengar ada seseorang di Mekkah
yang mengaku dirinya sebagai Nabi, mereka membuka musim haji tiba, mereka
mengutus para pemuda untuk datang dan menyelidiki kebenaran itu. Hasilnya,
ternyata berita yang disebarkan buru-buru mendatangi Nabi Muhammad saw. yang
kemudian menghasilkan dua perjanjian, yaitu Perjanjian Aqabah 1 dan Perjanjian
Aqabah II. Dari perjanjian ini kemudian mereka menyusun strategi untuk meminta
Nabi datang ke Yatsrib dan mengajak bangsanya memeluk Islam.
Dari sini dapat disimpulkan bahwa masyarakat Madinah atau Yatsrib sebelum kedatangan
agama Islam terbagi menjadi dua golongan besar, yaitu bangsa Yahudi yang datang
lebih awal ke Yatsrib dan bangsa Arab Yaman.
C.
Respon
Masyarakat Madinah terhadap Nabi SAW
Rasulullah SAW tiba di Madinah dan
disambut kaum Anshar dengan kegembiraan dan kebahagiaan yang belum pernah dan
tidak akan pernah terjadi lagi. Bagaimana mungkin mereka tidak gembira dan
bahagia? Cahaya telah datang sehingga negeri mereka dihubungkan dengan langit
untuk menerima wahyu Yang Maha Pengasih, dan dibukakan pintu-pintu surga bagi
mereka dengan iman dan Islam
Baru beberapa saat tinggal di
Madinah, Nabi SAW telah mendamaikan suku ‘Aus dan Kharaj yang telah berperang
dan bermusuhan selama puluhan tahun. Kemudian, beliau mengikatkan tali
persaudaraan antara kaum kaum Muhajirin dan Anshar. Beliau juga membangun
masjid sebagai tempat untuk mengagungkan asma Allah dan pusat kegiatan dakwah
Islam
Dalam persaudaraan antara kaum
Muhajirin dan kaum Anshar tampak jelas semangat aqidah dan kecintaan terhadap
Islam. Kaum Muhajirin tinggal bersama-sama dengan kaum Anshar. Mereka saling
berbagi harta dengan senang hati dan lapang dada.
D.
Strategi
Dakwah Nabi SAW di Madinah
Dalam memperkokoh masyarakat dan
negara baru itu, ia segerameletakkan dasar-dasar kehidupan bermasyarakat. Dasar
pertama, pembangunan masjid, selain
tempat untuk sholat juga sebagai sarana penting untuk mempersatukan kaum
muslimin dan mempertalikan jiwa mereka, di samping sebagai tempat bermusyawarah
merundingkan masalah-masalah yang dihadapi. Mesjid pada masa Nabi bahkan juga
difungsikan sebagai pusat pemerintahan.
Dasar kedua, adalah ukhuwah
Islamiyah, persaudaraan sesama muslim. Nabi mempersaudarakan antara
golongan Muhajirin orang-orang yan hijrah dari Makkah ke Madinah, dan Anshar,
penduduk Madinah yang sudah masuk Islam dan ikut membantu kaum Muhajirin
tersebut. Dengan demikian, diharapkan, setiap muslim merasa terikat dalam suatu
persaudaraan dan kekeluargaan. Apa yang dilakukan Rasulullah ini berarti
menciptakan suatu bentuk persaudaraan yang baru, yaitu persaudaraan berdasarkan
agama, menggantikan persaudaraan berdasarkan darah.
Dasar ketiga, hubungan pershabatan
dengan pihak-pihak lain yang tidak beragama Islam. Di Madinah, disamping
orang-orang Arab Islam, juga terdapat golongan masyarakat Yahudi dan orang-orang
Arab yang masih menganut agama nenek moyang mereka. Dalam hijrah Nabi ke
Madinah inilah puncak kejayaan Islam pada zaman Rasulullah SAW.
E.
Prestasi
Nabi dalam berdakwah
1. Membangun
masjid nabawi
2. Mempersatuakan
kaum muslim
3. Piagam
perjanjian islam
4. Perjanji
dengan kaum yahudi
F.
Pengembangan
Peradaban islam masa kini dan masa depan
a.Pengembangan
peradabaan islam masa kini
Kaum muslim pada masa kini semakin melemah dalam hal wawasan
keislaman,banyak diantara mereka yang hanya mengaku orang muslim tetapi tidak
pernah melakukan ibadah. Mereka banyak terpengaruh dari budaya barat yang
menyimpang dengan ajaran islam. Dengan adanya globalisasi bukan menambah
keimananya justru malah banyak yang lupa dalam beribadah.
Mereka dengan santai meninggalkan peribadahan
mereka dan bukan memperkokoh keimananya.
Tidak asing lagi mereka justru
melanggar aturan-aturan islam karena dampak modern dan globalisasi.
Mereka lebih mudah dipengaruhi hal
negatif ketimbang positif karena tidak memiliki pondasi yang kuat.
Kemudian dan berbagai hal tersebut
jarang sekali ada yang ingin memperbaikinya.
Sehingga peradaban islam kurang
berkembang dengan baik.
b.
Pengembangan Peradaban islam masa depan
Dalam masa kini islam sangat memprihatinkan karena banyak yang tidak
beriman,jauh dengan agama dan banyak yangt tersesat. Maka dari itu pendidikan
masa kini dalam keagamaan perlu di tajamkan atau ditekankan. Dalam penekanan
tersebut dengan cara metode berdakwah, mengajarkan nilai keislaman,siraman
rohani, hingga masyarakatnya mengerti betapa pentingnya beragama.Masyarakat
banyak yang tidak tau ataupun banyak diantara mereka yang mengabaikan agama,
tidak memperkokoh keimananya karena disebabakan banyak masalah di dunia yang
menurut mereka lebih penting.sehingga kita harus mempertahankan
keislaman agar terjaga keutuhanya hingga masa depan.
,pada akhirnya perdaaban islam masa
depan akan lebih baik dari pada masa dahulu.
BAB
III
KESIMPULAN
Nabi Muhammad SAW meninggalkan mekah
dan hijrah ke yastrib guna memenuhi tugas dari Allah SWT . pada awalnya
perjuangan nabi muhammad SAW tidaklah mudah karena banyak masalah-masalah yang
menghampirinya.
Banyak kaum quraisy yang mentangnya
dan bahkan tidak percaya dengan ajaranya.
Tetapi beda dengan kaum anshar yang
bergembira ketika nabi muhammad datang, mereka menyambutnya dengan tangan
terbuka atau senang hati.
Strategi nabi muhammad pada saat
berdakwah di yastrib yaitu membangun masjid guna mempermudah kaumnya untuk
beribadah dan memfungsikan masjid tersebut sebagai pusat pemerintahan. Dalam
hal lain nabi muhammad SAW juga membuat mempererat tali persaudaraan antar
muslim atau mendamaikan.Nabi Muhammad SAW sangatlah mulia hingga beliau rela
mendapatkan masalah guna untuk menyebar luasakan tentang agama islam kepada
para muslim.
kita seharusnya sebagai kaum muslim
setidaknya mengamalkan ajaran-ajaran yang diberikan oleh nabi muhammad Saw dari
masa kini hingga masa yang akan datang.
BAB IV
PENUTUP
Demikian makalah ini kami buat, semoga bermanfaat
bagi pembaca. Dan kami sadar makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, kami mengharap kritik dan saran dari pembaca demi penyempurnaan
makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Yaqub, Syaikh Abdurrahman.Pesona
ahklak rasullah Saw.2005.Bandung.Mizan Pustaka.
Haekal, muhammad husain.Sejarah
hidup Muhammad.2013.Jakarta.Tintamas Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar