MAKALAH
“Konsep-KonsepKebudayaan”
Disusun Guna
Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Antropologi
DosenPengampu:Dr.Hj. MisbahZulfaElisabeth,M.Hum
Disusunoleh :
1. Siti
Ani Munasaroh 1501046002
2. Raveno IndahHikmahNur
R.1501046017
3. Muhammad Sat Abu
Dzarin 1501046019
4. WahyuAulia Ahsan
1501046021
5. AinisShofwahMufarriha 1501046031
JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejakzamandahuluterdapatkeanekaragamanmanusiadankebudayaandimukabumiini.
Padadasarnyakebudayaanadalah proses adaptasi, karenanyaada yang
berpendapatbahwakonsepsitentangkebudayaanialahsebagaistrategiadaptasiterhadaplingkunganmereka.
Sementaraitu, keanekaragamankebudayaandisebabkanolehlingkungantempattinggalmereka
yang berbeda (environmental determinism).Meskipunpandangantaditidakseluruhnyabenar,tetapisampaisekarangadapenilaianbahwasalahsatupenyebabdarikeanekargamankebudayaanjugadisebabkanolehfaktorekologi
( possiblism ).
Keselarasanhubunganmanusiadenganlingkunganfisik,bukanhanyadapatdigunakanuntukmengembangkandayadukungalam,
tetapijugadapatdigunakansebagaipengembangdirimanusiadanmasyarakat.
Apabilainiterjadi,
makaakantercapaisuatukeselarasanhubunganantaraalamdanmanusia. Kondisikebudayaansuatubangsadantingkatpembangunan
yang diupayakanberadapadahubungan yang salingmempengaruhi. Karenaitu,keanekaragamansukubangsa
di Indonesiatelahmemunculkan pula terjadinyaberbagaipolastrategiadaptasisosialbudaya
Padamakalahiniakanmembahaslebihlanjuttentangkebudayaan
dan konsepkebudayaan, dimanaterdapatbanyaktokoh yang
menuangkanpandangannyakepadadefinisidan konsep kebudayaanitusendiri.
B.
RumusanMasalah
1. Apa yang
dimaksuddengankebudayaan ?
2. Bagaimanamaksud
dari konsepkebudayaan?
3. Bagaimana
pandangan para ahlitentangkebudayaan?
BAB II
PEMBAHASAN
A. DefinisiKebudayaan
Istilah kebudayaan atau Culture dalam bahasa
Inggris,berasal dari kata kerja dalam bahasa Latin colere yang berarti
bercocok tanam(cultivation) dan dikalangan pemeluk agama Kristen istilah
cultura juga dapat diartikan sebagai ibadah atau sembahyang (worship).
Dalam bahasa Indonesia,kata kebudayaan berasal dari bahsa sanskerta buddhayah,
yaitu bentuk jamak dari kata buddhi (budi atau akal) dan adakalanya juga
ditafsirkan bahwa kata budaya merupakan perkembangan dari kata majemuk
‘budi-daya’yang berarti daya dari budi., yaitu berupa cipta, karsa dan rasa. Karenanyaadajuga yang mengartikanbahwakebudayaanmerupakanhasildaricipta,
karsadan rasa olehmanusia[1]
Jadidapatdisimpulkanbahwakebudayaanmenunjukpadasuatuaspekkehidupan.
Kata
itumeliputicara-caraberperilaku,kepercayaan-kepercayaan,sikap-sikapdanjugahasildarikegiatanmanusia
yang khasuntuksuatumasyarakatatausuatukelompokpenduduktertentu. AgamaShinto danBudhadanpenghormatan yang
kuatterhadapgenerasituasepertihalnyadengansumpitdanteaterkabuki
adalahjugasebagiandarikebudayaanmasyarakatJepang.
Manusiamasing-masingdilahirkankedalamsuatukebudayaan yang
bersifatkompleksdankebudayaanitusangatberpengaruhterhadapcarahidupsertacaraberlaku
yang akanmanusiaikutiselamahidupnya.[2]
B.
KonsepKebudayaan
Sebagai makhluk yang dikaruniai
akal, cipta dan rasa, manusia mampu berpikir, berlogika dan berkarya. Oleh
karena kelebihan itu, banyak hasil karya diciptakan manusia mulai dari
kesenian, bahasa, benda, dan lain-lain. Kesemua itu menghasilkan kebudayaan.
Pada dasarnya setiap daerah memiliki kebudayaan masing-masingdimana setiap
kebudayaan memiliki karakteristik yang berbeda-beda.
Sampai saat ini banyak sekali
definisi mengenai konsep kebudayaan tersebut. Namun demikian, pada intinya
definisi-definisi tersebut tidak jauh berbeda. Kebudayaan yang terdapat di
seluruh permukaan bumi adalah hasil budidaya manusia. Kebudayaan tersebut
muncul karena manusia saling berinteraksi. Interaksia antar manusia tersebut
kemudian membentuk suatu komunitas sosial.
Ruang lingkup konsep kebudayaan
sangat bervariasi,dan setiap pembatasan arti yang diberikan akan sangat
dipengaruhi oleh dasar pemikiran tentang azas-azas pembentukan masyarakat dan
kebudayaan. Dalamantropologiada yang menekankanbahwaberbagaicarahidupmanusia
yang tercermindalampola-polatindakan (action) dankelakuannya (behavior)merupakanaspekpentingsebagaipembataskonsepkebudayaan
yang menekankanpadaaspekbelajar(learned behavior).[3]
Namunhaliniberbedadenganpandanganfilsafat
yang menempatkankebudayaanpadahal yang bersifatmetafisis yang merujukpadapenempatannilaisebagaiaspekformal
intrinsik. Iatidakbicaratentangbagaimanakebudayaanmenjadinormabagitingkahlakusehinggamembentukway
of life (satuhal yang menjadiobjekkajianantropologi)
ataubagaimanakebudayaandibentukolehrepresentasikuasapengetahuan (objekkajiancultural
studies).
Filsafatkebudayaanlebihberhasratmenggalikebudayaansecaraontologisehinggamenemukaninti,jiwaatauhakikatdarikebudayaan
yang kemudiandibedakandenganpraktek di masyarakat.Dari
sinipendekatanfilososfisberkepentinganuntukmengarahkankembalipraktekkebudayaankepadahakikatnyasehinggamengarahpadatotalitaskehidupan.[4]
Abdul Syanimengemukakantigahal yang
terkandungdi dalamkebudayaanyaitu:
pertama, kebudayaanhanyadimilikiolehmasyarakatmanusia,
keduakebudayaan yang
dimilikiolehmanusiaituditurunkanmelalui proses
belajardaritiapindividudalamkehidupanmasyarakat, ketigakebudayaanmerupakanpernyataanperasaandanpikiranmanusia.
C.
PandanganPara
AhliTentangKebudayaan
Dalamkehidupansehari-hari, orang
begituseringmembicarakansoalkebudayaan. Jugadalamkehidupansehari-hari, orang
takmungkin tidakberurusandenganhasil-hasilkebudayaan.
Setiaphari orang melihat, mempergunakan,
danbahkankadang-kadangmerusakkebudayaan.
Ruanglingkupkajianbudayasangatluasdanhalinikemudianmembuatsejumlahahlimencariartikebudayaan.
Diantaranyayaitu:
1. Koentjaraningratmendefinisikanbudayamerupakankeseluruhansistemgagasan,tindakandanhasilkaryamanusiadalamrangkakehidupanmasyarakat
yang dijadikanmilikdarimanusiadenganbelajar.
2. SeloSoemardjandanSoelemanSoemardi:Kebudayaanberartisemuahasilkarya,rasa
danciptaolehmasyarakat.
3. Ki
Hajar Dewantara, menurut beliau kebudayaan adalah buah budi manusia atau hasil
perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat,yakni zaman dan alam yang berupa
bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran
didalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang
pada lahirnya bersifat tertib dan damai.
4. E.B.
Tylor (1871) mendefinisikan kebudayaan sebagai keseluruhan yang kompleks
meliputi pengetahuan,kepercayaan, kesenian, hukum, moral adat dan berbagai
kemampuan serta kebiasaan yang diperoleh manusia sebagai anggota dari suatu
masyarakat. [5]
5. A.L.Kroeber
dalam bukunya yang berjudul Culture: A Critical Review Of Concepts
Definitions,menyampaikan bahwa yang dimaksud dengan kebudayaan adalah
keseluruhan pola-pola tingkah laku dan pol-pola bertingkah laku baik secara
eksplisit maupun implisit yang diperoleh dan diturunkan melalaui simbol yang
akhirnya mampu membentuk sesuatu yang khas dari kelompok-kelompok
manusia,termasuk perwujudan dalam benda-benda materi.
6. J.J.Honigman
(1954) membedakan ada fenomena kebudayaan atau wujud kebudayaan yaitu sistem
budaya (sistem nilai,gagasan, dan norma-norma),sistem sosial (kompleks
aktivitas dan tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat) dan artefak atau
kebudayaan fisik. Selain itu,
C.Kluckhonjugamengatakanbahwasetiapkebudayaanmakhlukmanusiajugaterdapatunsur-unsur
yang bersifat universal yang meliputi :sistemorganisasisosial,sistemmatapencaharianhidup,
sistemteknologi, sistempengetahuan, kesenian, bahasadanreligi.
7. C.Wissler
dan A.Hobel secara mirip mengartikan kebudayaan sebagai perbuatan yang pada
dasarnya merupakan insting yang selanjutnya dimodifikasi dan dikembangkan
melalui proses belajar.
8. R.Linton
mengemukakan bahwa kebudayaan adalah konfigurasi dari tingkah laku yang
unsur-unsur pembentuknya didukung dan diteruskan oleh anggota dari masyarakat
tertentu.
9. Harsojo
(1980:66) menemukanintikebudayaansebagaiberikut :
a.
Kebudayaan yang
terdapatdiantaraumatmanusiaitusangatberanekaragam.
b.
Kebudayaanitudidapatdanditeruskansecarasosialdandenganpelajaran.
c.
Kebudayaanituterjabarkandarikomponen-komponenbiologis,psikologisdansosiologisdarieksistensimanusia.
d.
Kebudayaanituterstruktur.
e.
Kebudayaanituterbagidalambeberapaaspek.
f.
Kebudayaanitudinamis.
g.
Nilai-nilai dari
dalam kebudayaan itu relatif.
10. Roucek
dan Warren mengatakan bahwa kebudayaan itu bukan saja merupakan seni dalam
hidup,tetapi juga benda-benda yang terapat disekeliling manusia yang dibuat
oleh manusia. Maka dari itu mereka mendefinisikan kebudayaan sebagai cara hidup
yang dikembangkan oleh sebuah masyarakat guna memenuhi keperluan dasarnya untuk
bertahan hidup.
11. Herkovits
dan Malinowski memberikan definisi kebudayaan sesuatu yang super organik.
Karena kebudayaan yang turun temurun dari generasikegenerasitetaphidupterusmenerusdanberkesinambungan.
Meskipun orang-orang yang hidupmenjadianggotamasayarakatnyasilihbergantidisebabkanolehiramakematiandankelahiran.
12. Hasan
Syadily mengemukakan bahwa kebudayaan berarti keseluruhan dari hasil manusia
yang hidup bermasyarakat,berisi aksi-aksi terhadap dan oleh sesama manusia
sebagaian anggota masyarakat yang merupakan kepandaian,kepercayaan, kesenian,
moral hukum, adat istiadat dan lainnya.
13. Sudikin,
Basrowi, dan Agus Wijaya mendefinisikan kebudayaan sebagai keseluruhan sistem
gagasan,tindakan dan hasil karya manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup dengan
cara belajar, yang semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat.
14. Syani
(2002) mengemukakan, bahwa kebudayaan adalah hal yang kompleks yang mencakup
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral,hukum,adat istiadat dan
kemampuan-kemampuan serta kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai
anggota masyarakat. Dengan kata lain,kebudayaan mencakup kesemuanya yang
didapatkan atau dipelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Dari berbagai
pengertian kebudayaan menurut para ahli diatas, kami menyimpulkan bahwa
kebudayaan adalah segala tindakan manusia, baik berupa daya guna dan hasil guna
yang berasal dari proses sosialisasi didalam kehidupan yang meliputi kesenian,
moral, bahasa, religi/kepercayaan, sistem, hukum dan adat yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan dasar hidup manusia.
Untuk melengkapi
pengertian mengenai kebudayaan, kami akan menjelaskan sedikit mengenai
unsur-unsur kebudayaan agar lebih memperjelas gambaran mengenai kebudayaan.
Kontjaraningrat
(1987) mengungkapkan tujuh aspek kebudayaan dengan susunan sebagai berikut.
1. Sistem
religi dan upacara keagamaan.
2. Sistem
dan organisasi kemasyarakatan.
3. Sistem
pengetahuan.
4. Bahasa.
5. Kesenian.
6. Sistem
mata pencaharian hidup.
7. Sistem
teknologi dan peralatan.[6]
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
IstilahkebudayaanatauCulture dalambahasaInggris,berasaldari
kata kerjadalambahasa Latin colereyang berartibercocoktanam(cultivation)
dandikalanganpemeluk agama Kristen istilahculturajugadapatdiartikansebagaiibadahatausembahyang(worship).
Dalambahasa Indonesia,kata kebudayaanberasaldaribahsasanskertabuddhayah,
yaitubentukjamakdari kata buddhi (budiatauakal)
danadakalanyajugaditafsirkanbahwa kata budayamerupakanperkembangandari kata
majemuk ‘budi-daya’yangberartidayadaribudi.,yaituberupacipta, karsadan rasa. Karenanyaadajuga
yang mengartikanbahwakebudayaanmerupakanhasildaricipta, karsadan rasa
olehmanusia.
Sampai saat ini banyak sekali
definisi mengenai konsep kebudayaan. Namun demikian, pada intinya
definisi-definisi tersebut tidak jauh berbeda. Kebudayaan yang terdapat di
seluruh permukaan bumi adalah hasil budidaya manusia. Kebudayaan tersebut
muncul karena manusia saling berinteraksi. Interaksia antar manusia tersebut
kemudian membentuk suatu komunitas sosial.
Ahli yang
mengemukakan pendapatnya mengenai konsep dan definisi kebudayaan yaitu: Koentjaraningrat,
Selo Soemardjan dan Soeleman Soemardi, Ki Hajar Dewantara, E.B. Tylor (1871), Albert
L. Kroeber, J. J. Honigman (1954), C.Kluckhon, C. Wissier dan A. Hobel, R. Linton,
Harsojo (1980), Roucek dan Warren, Herkovits dan Malinowski, Hasan Syadily, Sudikin,
Basrowi, dan Agus Wijaya, serta yang terakhir adalah Syani (2002).
Dari berbagai
pengertian kebudayaan menurut para ahli, kami menyimpulkan bahwa kebudayaan
adalah segala tindakan manusia, baik berupa daya guna dan hasil guna yang berasal
dari proses sosialisasi didalam kehidupan yang meliputi kesenian, moral,
bahasa, religi/kepercayaan, sistem, hukum dan adat yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan dasar hidup manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Poerwanto, Hari, Poerwanto, 2010, KebudayaandanLingkungandalamPerspektifAntropologi, Yogyakarta
:PustakaPelajar.
Zulfa
Elisabeth, Misbah, 2015, AntropologiKajianBudayadandinamikanya.,Semarang:
CV.KaryaAbadi.
Arif, Syaiful, 2010, Refilosofi Kebudayaan, Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media.
Basrowi, 2014, Pengantar Sosiologi, Bogor:
Ghalia Indonesia.
[1] Dr.
HariPoerwanto. KebudayaandanLingkungandalamPerspektifAntropologi,
(Yogyakarta :PustakaPelajar, 2010) hlm.
51-52
[2]Dr.Hj.
MisbahZulfaElisabeth,M.Hum. AntropologiKajianBudayadandinamikanya. (Semarang:
CV.Karya Abadi,2015) hlm.
53
[3] Dr.
HariPoerwanto. Op.cithlm 51
[5]Dr. Hari Poerwanto, Kebudayaan dan Lingkungan dalam Perspektif
Antropologi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010) hlm. 52
[6]Dr. Basrowi, M.S., Pengantar Sosiologi (Bogor: Ghalia Indonesia,
2014) hlm. 75
Tidak ada komentar:
Posting Komentar