Kamis, 15 Desember 2016

makalah konsep-konsep kebudayaan

MAKALAH
Konsep-KonsepKebudayaan
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Antropologi
DosenPengampu:Dr.Hj. MisbahZulfaElisabeth,M.Hum





Disusunoleh :

1.      Siti Ani Munasaroh                 1501046002
2.      Raveno IndahHikmahNur R.1501046017
3.      Muhammad Sat Abu Dzarin   1501046019
4.      WahyuAulia Ahsan                 1501046021
5.      AinisShofwahMufarriha         1501046031

JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2016

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Sejakzamandahuluterdapatkeanekaragamanmanusiadankebudayaandimukabumiini. Padadasarnyakebudayaanadalah proses adaptasi, karenanyaada yang berpendapatbahwakonsepsitentangkebudayaanialahsebagaistrategiadaptasiterhadaplingkunganmereka. Sementaraitu, keanekaragamankebudayaandisebabkanolehlingkungantempattinggalmereka yang berbeda (environmental determinism).Meskipunpandangantaditidakseluruhnyabenar,tetapisampaisekarangadapenilaianbahwasalahsatupenyebabdarikeanekargamankebudayaanjugadisebabkanolehfaktorekologi ( possiblism ).
Keselarasanhubunganmanusiadenganlingkunganfisik,bukanhanyadapatdigunakanuntukmengembangkandayadukungalam, tetapijugadapatdigunakansebagaipengembangdirimanusiadanmasyarakat. Apabilainiterjadi, makaakantercapaisuatukeselarasanhubunganantaraalamdanmanusia. Kondisikebudayaansuatubangsadantingkatpembangunan yang diupayakanberadapadahubungan yang salingmempengaruhi. Karenaitu,keanekaragamansukubangsa di Indonesiatelahmemunculkan pula terjadinyaberbagaipolastrategiadaptasisosialbudaya
Padamakalahiniakanmembahaslebihlanjuttentangkebudayaan dan konsepkebudayaan, dimanaterdapatbanyaktokoh yang menuangkanpandangannyakepadadefinisidan konsep kebudayaanitusendiri.

B.     RumusanMasalah
1.      Apa yang dimaksuddengankebudayaan ?
2.      Bagaimanamaksud dari konsepkebudayaan?
3.      Bagaimana pandangan para ahlitentangkebudayaan?




BAB II
PEMBAHASAN
A.    DefinisiKebudayaan
           
Istilah kebudayaan atau Culture dalam bahasa Inggris,berasal dari kata kerja dalam bahasa Latin colere yang berarti bercocok tanam(cultivation) dan dikalangan pemeluk agama Kristen istilah cultura juga dapat diartikan sebagai ibadah atau sembahyang (worship). Dalam bahasa Indonesia,kata kebudayaan berasal dari bahsa sanskerta buddhayah, yaitu bentuk jamak dari kata buddhi (budi atau akal) dan adakalanya juga ditafsirkan bahwa kata budaya merupakan perkembangan dari kata majemuk ‘budi-daya’yang berarti daya dari budi., yaitu berupa cipta, karsa dan rasa. Karenanyaadajuga yang mengartikanbahwakebudayaanmerupakanhasildaricipta, karsadan rasa olehmanusia[1]
            Jadidapatdisimpulkanbahwakebudayaanmenunjukpadasuatuaspekkehidupan. Kata itumeliputicara-caraberperilaku,kepercayaan-kepercayaan,sikap-sikapdanjugahasildarikegiatanmanusia yang khasuntuksuatumasyarakatatausuatukelompokpenduduktertentu. AgamaShinto danBudhadanpenghormatan yang kuatterhadapgenerasituasepertihalnyadengansumpitdanteaterkabuki adalahjugasebagiandarikebudayaanmasyarakatJepang. Manusiamasing-masingdilahirkankedalamsuatukebudayaan yang bersifatkompleksdankebudayaanitusangatberpengaruhterhadapcarahidupsertacaraberlaku yang akanmanusiaikutiselamahidupnya.[2]

B.     KonsepKebudayaan

Sebagai makhluk yang dikaruniai akal, cipta dan rasa, manusia mampu berpikir, berlogika dan berkarya. Oleh karena kelebihan itu, banyak hasil karya diciptakan manusia mulai dari kesenian, bahasa, benda, dan lain-lain. Kesemua itu menghasilkan kebudayaan. Pada dasarnya setiap daerah memiliki kebudayaan masing-masingdimana setiap kebudayaan memiliki karakteristik yang berbeda-beda.
Sampai saat ini banyak sekali definisi mengenai konsep kebudayaan tersebut. Namun demikian, pada intinya definisi-definisi tersebut tidak jauh berbeda. Kebudayaan yang terdapat di seluruh permukaan bumi adalah hasil budidaya manusia. Kebudayaan tersebut muncul karena manusia saling berinteraksi. Interaksia antar manusia tersebut kemudian membentuk suatu komunitas sosial.
Ruang lingkup konsep kebudayaan sangat bervariasi,dan setiap pembatasan arti yang diberikan akan sangat dipengaruhi oleh dasar pemikiran tentang azas-azas pembentukan masyarakat dan kebudayaan. Dalamantropologiada yang menekankanbahwaberbagaicarahidupmanusia yang tercermindalampola-polatindakan (action) dankelakuannya (behavior)merupakanaspekpentingsebagaipembataskonsepkebudayaan yang menekankanpadaaspekbelajar(learned behavior).[3]
Namunhaliniberbedadenganpandanganfilsafat yang menempatkankebudayaanpadahal yang bersifatmetafisis yang merujukpadapenempatannilaisebagaiaspekformal intrinsik. Iatidakbicaratentangbagaimanakebudayaanmenjadinormabagitingkahlakusehinggamembentukway of life (satuhal yang menjadiobjekkajianantropologi) ataubagaimanakebudayaandibentukolehrepresentasikuasapengetahuan (objekkajiancultural studies).
Filsafatkebudayaanlebihberhasratmenggalikebudayaansecaraontologisehinggamenemukaninti,jiwaatauhakikatdarikebudayaan yang kemudiandibedakandenganpraktek di masyarakat.Dari sinipendekatanfilososfisberkepentinganuntukmengarahkankembalipraktekkebudayaankepadahakikatnyasehinggamengarahpadatotalitaskehidupan.[4]
Abdul Syanimengemukakantigahal yang terkandungdi dalamkebudayaanyaitu: pertama, kebudayaanhanyadimilikiolehmasyarakatmanusia, keduakebudayaan yang dimilikiolehmanusiaituditurunkanmelalui proses belajardaritiapindividudalamkehidupanmasyarakat, ketigakebudayaanmerupakanpernyataanperasaandanpikiranmanusia.
C.    PandanganPara AhliTentangKebudayaan
Dalamkehidupansehari-hari, orang begituseringmembicarakansoalkebudayaan. Jugadalamkehidupansehari-hari, orang takmungkin tidakberurusandenganhasil-hasilkebudayaan. Setiaphari orang melihat, mempergunakan, danbahkankadang-kadangmerusakkebudayaan.
Ruanglingkupkajianbudayasangatluasdanhalinikemudianmembuatsejumlahahlimencariartikebudayaan. Diantaranyayaitu:
1.      Koentjaraningratmendefinisikanbudayamerupakankeseluruhansistemgagasan,tindakandanhasilkaryamanusiadalamrangkakehidupanmasyarakat yang dijadikanmilikdarimanusiadenganbelajar.
2.      SeloSoemardjandanSoelemanSoemardi:Kebudayaanberartisemuahasilkarya,rasa danciptaolehmasyarakat.
3.      Ki Hajar Dewantara, menurut beliau kebudayaan adalah buah budi manusia atau hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat,yakni zaman dan alam yang berupa bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran didalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai.
4.      E.B. Tylor (1871) mendefinisikan kebudayaan sebagai keseluruhan yang kompleks meliputi pengetahuan,kepercayaan, kesenian, hukum, moral adat dan berbagai kemampuan serta kebiasaan yang diperoleh manusia sebagai anggota dari suatu masyarakat. [5]
5.      A.L.Kroeber dalam bukunya yang berjudul Culture: A Critical Review Of Concepts Definitions,menyampaikan bahwa yang dimaksud dengan kebudayaan adalah keseluruhan pola-pola tingkah laku dan pol-pola bertingkah laku baik secara eksplisit maupun implisit yang diperoleh dan diturunkan melalaui simbol yang akhirnya mampu membentuk sesuatu yang khas dari kelompok-kelompok manusia,termasuk perwujudan dalam benda-benda materi.
6.      J.J.Honigman (1954) membedakan ada fenomena kebudayaan atau wujud kebudayaan yaitu sistem budaya (sistem nilai,gagasan, dan norma-norma),sistem sosial (kompleks aktivitas dan tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat) dan artefak atau kebudayaan fisik. Selain itu, C.Kluckhonjugamengatakanbahwasetiapkebudayaanmakhlukmanusiajugaterdapatunsur-unsur yang bersifat universal yang meliputi :sistemorganisasisosial,sistemmatapencaharianhidup, sistemteknologi, sistempengetahuan, kesenian, bahasadanreligi.
7.      C.Wissler dan A.Hobel secara mirip mengartikan kebudayaan sebagai perbuatan yang pada dasarnya merupakan insting yang selanjutnya dimodifikasi dan dikembangkan melalui proses belajar.
8.      R.Linton mengemukakan bahwa kebudayaan adalah konfigurasi dari tingkah laku yang unsur-unsur pembentuknya didukung dan diteruskan oleh anggota dari masyarakat tertentu.
9.      Harsojo (1980:66) menemukanintikebudayaansebagaiberikut :
a.       Kebudayaan yang terdapatdiantaraumatmanusiaitusangatberanekaragam.
b.      Kebudayaanitudidapatdanditeruskansecarasosialdandenganpelajaran.
c.       Kebudayaanituterjabarkandarikomponen-komponenbiologis,psikologisdansosiologisdarieksistensimanusia.
d.      Kebudayaanituterstruktur.
e.       Kebudayaanituterbagidalambeberapaaspek.
f.       Kebudayaanitudinamis.
g.      Nilai-nilai dari dalam kebudayaan itu relatif.
10.  Roucek dan Warren mengatakan bahwa kebudayaan itu bukan saja merupakan seni dalam hidup,tetapi juga benda-benda yang terapat disekeliling manusia yang dibuat oleh manusia. Maka dari itu mereka mendefinisikan kebudayaan sebagai cara hidup yang dikembangkan oleh sebuah masyarakat guna memenuhi keperluan dasarnya untuk bertahan hidup.
11.  Herkovits dan Malinowski memberikan definisi kebudayaan sesuatu yang super organik. Karena kebudayaan yang turun temurun dari generasikegenerasitetaphidupterusmenerusdanberkesinambungan. Meskipun orang-orang yang hidupmenjadianggotamasayarakatnyasilihbergantidisebabkanolehiramakematiandankelahiran.
12.  Hasan Syadily mengemukakan bahwa kebudayaan berarti keseluruhan dari hasil manusia yang hidup bermasyarakat,berisi aksi-aksi terhadap dan oleh sesama manusia sebagaian anggota masyarakat yang merupakan kepandaian,kepercayaan, kesenian, moral hukum, adat istiadat dan lainnya.
13.  Sudikin, Basrowi, dan Agus Wijaya mendefinisikan kebudayaan sebagai keseluruhan sistem gagasan,tindakan dan hasil karya manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup dengan cara belajar, yang semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat.
14.  Syani (2002) mengemukakan, bahwa kebudayaan adalah hal yang kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral,hukum,adat istiadat dan kemampuan-kemampuan serta kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Dengan kata lain,kebudayaan mencakup kesemuanya yang didapatkan atau dipelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Dari berbagai pengertian kebudayaan menurut para ahli diatas, kami menyimpulkan bahwa kebudayaan adalah segala tindakan manusia, baik berupa daya guna dan hasil guna yang berasal dari proses sosialisasi didalam kehidupan yang meliputi kesenian, moral, bahasa, religi/kepercayaan, sistem, hukum dan adat yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup manusia.
Untuk melengkapi pengertian mengenai kebudayaan, kami akan menjelaskan sedikit mengenai unsur-unsur kebudayaan agar lebih memperjelas gambaran mengenai kebudayaan.
Kontjaraningrat (1987) mengungkapkan tujuh aspek kebudayaan dengan susunan sebagai berikut.
1.      Sistem religi dan upacara keagamaan.
2.      Sistem dan organisasi kemasyarakatan.
3.      Sistem pengetahuan.
4.      Bahasa.
5.      Kesenian.
6.      Sistem mata pencaharian hidup.
7.      Sistem teknologi dan peralatan.[6]














BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
            IstilahkebudayaanatauCulture dalambahasaInggris,berasaldari kata kerjadalambahasa Latin colereyang berartibercocoktanam(cultivation) dandikalanganpemeluk agama Kristen istilahculturajugadapatdiartikansebagaiibadahatausembahyang(worship). Dalambahasa Indonesia,kata kebudayaanberasaldaribahsasanskertabuddhayah, yaitubentukjamakdari kata buddhi (budiatauakal) danadakalanyajugaditafsirkanbahwa kata budayamerupakanperkembangandari kata majemuk ‘budi-daya’yangberartidayadaribudi.,yaituberupacipta, karsadan rasa. Karenanyaadajuga yang mengartikanbahwakebudayaanmerupakanhasildaricipta, karsadan rasa olehmanusia.
Sampai saat ini banyak sekali definisi mengenai konsep kebudayaan. Namun demikian, pada intinya definisi-definisi tersebut tidak jauh berbeda. Kebudayaan yang terdapat di seluruh permukaan bumi adalah hasil budidaya manusia. Kebudayaan tersebut muncul karena manusia saling berinteraksi. Interaksia antar manusia tersebut kemudian membentuk suatu komunitas sosial.
Ahli yang mengemukakan pendapatnya mengenai konsep dan definisi kebudayaan yaitu: Koentjaraningrat, Selo Soemardjan dan Soeleman Soemardi, Ki Hajar Dewantara, E.B. Tylor (1871), Albert L. Kroeber, J. J. Honigman (1954), C.Kluckhon, C. Wissier dan A. Hobel, R. Linton, Harsojo (1980), Roucek dan Warren, Herkovits dan Malinowski, Hasan Syadily, Sudikin, Basrowi, dan Agus Wijaya, serta yang terakhir adalah Syani (2002).
Dari berbagai pengertian kebudayaan menurut para ahli, kami menyimpulkan bahwa kebudayaan adalah segala tindakan manusia, baik berupa daya guna dan hasil guna yang berasal dari proses sosialisasi didalam kehidupan yang meliputi kesenian, moral, bahasa, religi/kepercayaan, sistem, hukum dan adat yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup manusia.

DAFTAR PUSTAKA

Poerwanto, Hari, Poerwanto, 2010, KebudayaandanLingkungandalamPerspektifAntropologi, Yogyakarta :PustakaPelajar.

Zulfa Elisabeth, Misbah, 2015, AntropologiKajianBudayadandinamikanya.,Semarang: CV.KaryaAbadi.

Arif, Syaiful, 2010, Refilosofi Kebudayaan, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Basrowi, 2014, Pengantar Sosiologi, Bogor: Ghalia Indonesia.




[1] Dr. HariPoerwanto.  KebudayaandanLingkungandalamPerspektifAntropologi, (Yogyakarta :PustakaPelajar, 2010) hlm. 51-52
[2]Dr.Hj. MisbahZulfaElisabeth,M.Hum. AntropologiKajianBudayadandinamikanya. (Semarang: CV.Karya Abadi,2015) hlm. 53
[3] Dr. HariPoerwanto.  Op.cithlm 51
[4]SyaifulArif, RefilosofiKebudayaan.( Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2010) hlm. 36
[5]Dr. Hari Poerwanto, Kebudayaan dan Lingkungan dalam Perspektif Antropologi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010) hlm. 52
[6]Dr. Basrowi, M.S., Pengantar Sosiologi (Bogor: Ghalia Indonesia, 2014) hlm. 75

Tidak ada komentar:

Posting Komentar