RAGAM DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA
MAKALAH
Disusun Guna MemenuhiTugas
Mata Kuliah : Bahasa
Indonesia
Dosen Pengampu : Nasiha
Khumda,Mpd
Disusun Oleh :
1.
Elya
Sukmawati (1501046032)
2
FAKULTAS DAKWAH
DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI WALISONGO SEMARANG
2015
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Bahasa adalah salah satu alat komunikasi.Melalui
bahasa masyarakat dapat saling berhubungan atau berkomunikasi,saling
menyapa,bertukar atau berbagi pengalaman,bertukar pendapat dan belajar dari
yang lain.dan meningkatkan kemampuan intelektual seseorang.Bahasa indonesia
adalah bahasa yang mudah dimengerti karena sangat mudah untuk dipelajari.
Bahasa Indonesia digunakan dalam kehidupan sehari-hari dalam
konteks resmi atau pun non resmi.
Bahasa indonesia memiliki banyak ragam,hal ini bahasa indonesia
sangat luaspemakaianya.
Didalam bahasa indonesia terdapat kosakata yang beragam.
Dalam keseragaman tersebut terdapat jenis ragam bahasa bedasarkan
tempat,penutur,sarana dan pengunaan.
Dengan adanya ragam bahasa, adapula fungsi bahasa yang menjelaskan
apa saja fungsi bahasa itu.Pada dasarnya fungsi bahasa sebagai komunikasi dan
berinteraksi dengan sesamanya.
Tetapi ada pula fungsi yang lainya yaitu bedasarkan kedudukan bahasa nasional dan
bahasa negara.
II. Rumusan Masalah
1.
Apa
pengertian ragam bahasa?
2.
Apa
saja jenis-jenis ragam bahasa ?
3.
Apa
pengertian ragam baku dan tidak baku ?
4.
Apa
pengertian ragam sosial dan ragam fungsional?
5.
Apa
fungsi bahasa ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Ragam Bahasa
Ragam Bahasa adalah
salah satu alat komunikasi. Melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan
atau berkomunikasi,saling berbagi pengalaman,saling belajar dari yang lain,dan
dapat meningkatkan intelektual.
Bahasa indonesia memiliki banyak ragam. Hal ini karena bahasa
indonesia sangat luas pemakaianya dan bermacam-macam ragam penuturnya.Oleh
karena itu, penutur harus mampu memilih ragam bahasa yang sesuai dengan
keperluanya, apapun latar belakangnya.
Ragam bahasa tertentu harus digunakan dalam konteks pemakaian yang
tertentu sifatnya.
Bilamana setiap orang dapat menggunakan bentuk-bentuk kebahasan itu
sesuai dengan jenis ragamnya,maka ragam bahasa lebih mudah untuk dipahami dan
dicermati.Bahasa indonesia memiliki ragam bahasa yang tidak sedikit jumlahnya.
Bahkan, saya boleh mengatakan ragam atau laras bahasa itu banyak sekali
jumlahnya. Karena berbagai pertimbangan kepentingan dan perhitungan konteksnya,
hadirlah ragam-ragam bahasa yang wujudnya dapat bermacam-macam itu.
Perkembangan
pemakaian bahasa Indonesia dalam pemakaian kontemporerseperti yang terjadi
sekarang ini sepertinya justru semakin memperjelas bahwa bahsa Indonesia
ternyata bermanifestasi pula dalamrupa-rupa bentuk kebahasan. Kita ambil saja
dunia periklanan sebagai contoh, yang dengan inovasi dan kreativitasnya
seakan-akan selalu berhasil melahirkan bentuk-bentuk kebahasan baru. Ragam
bahasa tertentu harus digunakan dalam konteks pemakain tertentu sifatnya.
Bilamana setiap orang dapat menggunakan bentuk-bentuk kebahasan itu sesuai
dengan jenis ragamnya, niscaya penggunaan bahasa indonesia yang akhir-akhir ini
banyak dikeluhkan tidak akan terjadi. Maka, sangatlah penting bagi kita untuk
memahami dan mencermati ragam-ragam bahsa yang banyak jumlahnya itu.
Ragam bahasa Pengertian ragam bahasa menurut para ahli diantaranya
:
1.
Menurut
Bachman (1990)
“ Ragam bahasa diartikan sebagai variasi bahasa menurut pemakaian,
yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, serta menurut medium
pembicara.”
2.
Menurut
Fishman ed (1968)
“ Mengatakan bahwa suatu ragam bahasa, terutama ragam bahasa
jurnalistik dan hukum, tidak tertutup kemungkinan untuk menggunakan bentuk
kosakata ragam bahasa baku agar dapat menjadi anutan bagi masyarakat pengguna
bahasa indonesia.
3.
Menurut
Ramlan (1990)
“ Mengatakan bahwa yang perlu diperhatikan ialah kaidah tentang
norma yang berlaku yang berkaitan dengan latar belakang pembicara.
Yang termasuk dalam ragam lisan standart diantaranya pidato
,ceramah , sambutan, perkuliahan, dan lain-lain.
Sementara itu ragam
lisan non standart sering digunakan kebanyakan orang dalam kehidupan
sehari-hari ,terutama mengobrol dengan teman atau berbincang-bincang, karena
tidak diikat oleh aturan-aturan atau
cara penyampain seperti halnya pidato
ataupun ceramah.
Jadi kesimpulanya
ragam bahasa yaitu rangkaian bahasa yang bervariasi yang memiliki topik yang
diperbincangkan serta menurutmedium
pembicara dalam konteks berbagai ragam bahasa.Seiring dengan perkembangan zaman
yang sekarang ini banyak masyarakat yang mengalami perubahan. Bahasa pun juga
mengalami perubahan. Perubahan itu berupa variasi-variasi bahasa yang dipakai
sesuai keperluannya. Agar banyaknya variasi tidak mengurangi fungsi bahasa
sebagai alat komunikasi yang efisien, dalam bahasa timbul mekanisme untuk
memilih variasi yang cocok untuk keperluan tertentu yang disebut ragam standar.
B.
Jenis-jenis
Ragam Bahasa
1.
Ragam
Bahasa Bedasarkan Tempat
Ragam bahasa bedasarkan daerah disebut ragan daerah (logat/dialek).
Luasnya pemakaian bahasa dapat menimbulkan pebedaan pemakaian bahasa. Bahasa
Indonesia yang digunakan oleh orang yang tinggal di Jakarta berbeda dengan
bahasa indonesia yang digunakan di jawa tengah, bali, jayapura, dan tapanuli.
Masing-masing memiliki ciri khas yang berbeda-beda. Misalnya logat bahasa
indonesia orang jawa tengah tampak pada pelafalan /b/ pada posisi awal saat
melafalkan nama-nama kota seperti bogor( mbogor), bandung( mbandung),
banyuwangi( mbayuwangi), demak( mdemak) dan lain-lain. Logat bahsa indonesia
orang bali tampak pada pelafalan /t/ seperti pada kata ithu, kitha, canthik dan
lain-lain.
2.
Ragam
bahasa bedasarkan penutur
Ragam bahasa bedasarkan penutur dapat dilihat dari sisi pendidikan.
Bahasa indonesia yang digunakan oleh kelompok penutur yang berpendidikan
(cendekiawan) berbeda dengan yang tidak
berpendidikan (bukan cendikiawan), terutama dalam pemilihan kata (diksi)
misalnya penggunaan kata ‘mampus’ digunakan oleh penutur yang bukan
cendekiawan, sementara kata yang maknya sama misalnya kata ‘meninggal’
digunakan oleh penutur golongan cendekiawan. Disamping itu perbedaan tersebut
dapat dilihat dalam pelafalan kata yang berasal dari bahasa asing, misalnya fitnah
,kompleks, vitamin, video, film, fakultas. Penutur yang bukan dari golongan
cendekiawan mungkin akan mengucapkan pitnah,
kompleks,pitamin,pideo,pilm,pakultas. Perbedaan ini juga terjadi dalam bidang
tata bahasa, misalnya ‘mbawa’ seharusnya membawa, nyari seharusnya mencari.
Selain itu bentuk kata dalam kalimat pun sering menanggalkan awalan yang
seharusnya dipakai.
Contoh :
1)
-Pak lurah baru
saja mampus. (penutur bukan cendekiawan)
-Pak lurah baru saja meninggal. (penutur cendekiawan)
2).
-pideo itu banyak menceritakan tentang pitnah (penutur bukan cendekiawan
-video
itu banyak menceritakan tentang fitnah dunia (penutur cendekiawan.
c.
Ragam bahasa bedasarkan sarana
Ragam bahasa bedasarkan sarana atau
media dapat dibedakan dalam ragam bahasa lisan dan tulis.
1.
Ragam bahasa
lisan
Ragam bahasa lisan adalah bahan yang dihasilkan alat ucap (organ of
speech) dengan fonem sebagai unsur dasar.
Dalam ragam lisan, kita berurusan dengan tata bahsa, kosakata, dan
lafal. Dalam ragam bahas lisan ini, pembicara dapat dimanfaatkan tinggi rendah
suara atau tekanan, air muka, gerak tangan atau isyarat untuk mengungkap ide.
Ciri-ciri ragam lisan :
a.
Memerlukan
orang kedua atau teman bicara
b.
Tergantung
situasi, kondisi,ruang dan waktu
c.
Hanya perlu
intonasi serta bahasa tubuh
d.
Berlansung
cepat
e.
Sering dapat
berlansung tanpa alat bantu
f.
Kesalahan dapat
langsung dikoreksi
g.
Dapat dibantu
dengan gerak tubuh dan mimik wajah serta intonasi
Yang termasuk dalam ragam lisan standart
diantaranya pidato,ceramah,sambutan,perkuliahan,Dan masih banyak lagi.
Sementara itu ragam non lisan standart sering digunakan kebanyakan
orang dalam kehidupan sehari-hari. Terutama ngobrol dengan teman atau berbincang-bincang,
karena tidak diikat oleh aturan-aturan atau cara penyampaian seperti halnya
pidato ataupun ceramah.
2.
Ragam bahasa
tulis
Ragam bahasa tulis
adalah bahasa yang dihasilkan dengan menmanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai
unsur dasarnya. Dalam ragam tulis, akan selalu berurusan dengan tata cara
penulisan (ejaan) di samping aspek tata bahasadan kosa kata. Dengan kata lain
dalam ragam bahasa tulis, kemudian dituntut adanya kelengkapan unsur tata
bahasa seperti bentuk kata ataupun susunan kalimat, ketepatan pilihan
kata,kebenaran penggunaan ejaan dan penggunaan tanda baca dalam mengungkapkan
ide.
Ragam tulis dapat
berupa ragam tulis yang standart maupun non standart. Ragam tulis yang standart
dapat ditemukan dalam buku-buku pelajaran,teks,majalah,surat kabar,karya
ilmiah,surat dan sebagainya.
Sementara itu ragam tulis non standart terdapat dalam majalah
remaja,iklan atau poster. Dalam ragam bahasa tulis perlu memprhatikan ejaan
bahasa indonesia yang baik dan benar. Terutama dalam pembuatan karya-karya
ilmiah.
Ciri-ciri ragam bahasa tulis :
a.
Tidak
memerlukan kehadiran orang lain
b.
Tidak terkait
ruang dan waktu
c.
Kosakata yang
digunakan dipilih secara cermat
d.
Pembentukan
kata dilakukan secara sempurna
e.
Paragraf
dikembangkan secara lengkap dan padu
f.
Berlansung
cepat
g.
Memerlukan alat
bantu
Contoh:
Ragam
bahasa lisan Ragam
bahasa tulis
1.
Ayah lagi baca
koran 1. Ayah sedang membaca koran
2.
Saya gak
tinggal di Bogor 2.
Saya tidak bertempat tinggal
Di Bogor.
D. Ragam bahasa bedasarkan penggunaan
Dalam kehidupan sehari-hari banyak pokok
persoalan yang dibicarakan. Dalam memberikan pokok persoalan yang berbeda-beda
digunakan dengan bahasa yang digunakan dalam lingkungan kedokteran,hukum, atau
pers. Bahasa yang digunakan dalam lingkungan dalam lingkungan ekonomi atau
perdagangan, olah raga, seni atau teknologi. Ragam bahasa yang digunakan menurut
pokok ersoalan atau bidang pemakaian ini dikenal pula dengan istilah laras
bahasa.
Perbedaan itu tampak
dalam pilihan atau penggunaan sejumlah kata atau peristilahan atau ungkapan
yang khusus digunakan dalam bidang tersebut, misalnya masjid, gereja, vihara
adalah kata-kata yang digunakan dalam bidang agama. Koroner,
hipertensi,anemia,digunakan dalam bidang kedokteran,. Improvisasi, maestro,
kontemporer banyak digunakan dalam lingkungan seni. Pengacara, duplik,
terdakwa, digunakan dalam lingkungan hukum. Pemanasan, peregangan, wasit
digunakan dalam olah raga. Kalimat yang digunakan pun berbeda sesuai dengan
pokok persoalan yang dikemukakan.
Kalimat dalam undang-undang berbeda dengan kalimat –kalimat satra,
kalimat-kalimat dalam karya ilmiah, kalimat- kalimat dalam koran atau majalah
dan lain-lain.
Contoh kalimat yang digunakan dalam undang-undang
Sanksi pelangaran pasal 44:
Undang-undang Nomor 7 Tahun 1987 tentang Perubahan atas
Undang-undang Nomor 6 Tahun 1982 tentang Hak Cipta
1.
Barang siapa
dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak suatu ciptaan atau
memberi izin untuk pidana, dipidana dengan pidana penjara paling lama 7( tujuh)
tahun dan atau denda paling banyak Rp
100.000.000,00 (seratus juta rupiah)
2.
Barang siapa
dengan sengaja menyiarkan, memamerkan,mengedarkan, atau menjual pada umum suatu
ciptaan barang hasil pelanggaranhasil hak cipta sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1),dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan atau denda
paling banyak Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).
e.
Ragam bahasa bedasarkan suasana penggunaan
Ragam bahasa dipengaruhi juga oleh sikap
penutur terhadap kawan bicara (jika lisan) atau sikap penulis terhadap pembawa
(jika dituliskan) sikap itu antara lain resmi, akrab dan santai. Suasana
pengunaan kawan bicara atau pembaca terhadap penutur atau penulis juga
mempengaruhi sikap tersebut. Misalnya, kita dapat mengamati bahasa seorang
bawahan atau petugas ketika melapor kepada atasanya. Jika terhadap jarak antara
penutur dan kawan bicara atau penulis dan pembaca, akan digunakan ragam bahasa
resmi atau bahasa baku. Makin formal jarak penutur dan kawan bicara akan makin
resmi dan makin tingkat kebakuan bahasa yang digunakan. Sebaliknya, makin
rendah tingkat keformalanya, makin rendah pula tingkat kebakuan bahasa yang
digunakan (moeliono,2003:3-9).
3.
Pengertian
Ragam Baku dan Tidak Baku
1.
Ragam Baku
Ragam baku adalah ragam
yang dilembagakan dan diakui oleh sebagaian besar warga masyarakat pemakainya
sebagai bahasa resmi dan kerangka rujukan norma bahasa dalam penggunaanya.
Ragam baku ini mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
a.
Kemantapan
Dinamis
Mantap artinya sesuai
dengan kaidah bahasa. Kalau kata rasa di bubuhi awalan pe-,akanterbentuk kata
perasa. Kata raba di bubuhi pe- akan terbentuk kata peraba. Oleh karena itu,
menurut kemantapan bahasa, kata rajin dibubuhi pe- akan menjadi perajin bukan
pengrajin. Kalau kita berpegang mantap, kata pengrajin tidak dapat kita terima.
Bentuk-bentuk lepas tangan, lepas pantai, dan lepas landas merupakan contoh
kemantapan kaidah baku.
Dinamis artinya tidak statis, tidak kaku. Bahasa baku tidak
menghendaki adanya bentuk mati. Kalau langganan mempunyai makna ganda, yaitu
orang yang berlangganan. Dalam hal ini,tokohnya tersebut langganan dan orang
yang berlangganan ini disebut pelanggan.
b.
Cendekia
Ragam baku bersifat
cendekia karena ragam baku di pakai di tempat-tempat resmi. Pewujud ragam baku
ini adalah orang-orang yang terpelajar. hal ini dimungkinkan oleh pembinaan dan
pengembangan bahasa yang lebih banyak melalui jalur pendidikan formal.
Disamping itu,ragam
baku dapat dengan tepat membersihkan gambaran apa yang ada dalam otak pembicara
atau penulis. Selanjutnya ragam baku dapat memberikan gambaran yang jelas dalam
otak pendengar atau pembaca.
Contoh kalimat yang tidak cendekia:
Rumah sang jutawan yang
aneh akan dijual
Frasa rumah sang jutawan yang aneh mengandung konsep ganda, yaitu rumahnya
aneh atau sang jutawaan yang aneh.
Dengan demikian, kalimat itu
tidak memberikan informasi yang jelas. Agar menjadi cendekia kalimat tersebut
harus diperbaiki sebagai berikut.
(1). Rumah aneh milik sang
jutawan akan dijual
(2). Rumah milik sang
jutawan aneh akan dijual
c.
Seragam
Ragam baku bersifat
seragam. Pada hakikatnya, proses pembakuan bahasa ialah proses penyeragaman
bahasa. Dengan kata lain, pembakuan bahasa adalah pencarian titik keseragaman.
Pelayanan kapal terbang dianjurkan untuk memakai istilah pramugara dan pramugari.
Andaikan ada orang yang mengusulkan ada bahwa pelayal kapal terbang disebut
stewaed atau stewardes dan penyerapan itu seragam, kata itu menjadi ragam baku.
Akan tetapi, kata steward dan stewardessampai dengan saat ini tidak disepakati
untuk dipakai. Yang timbul dalam masyarakat ialah pramugara dan pramugari.
2.
Ragam Tidak
Baku
Ragam tidak baku adalah ragam yang tidak dilembagakan dan ditandai
oleh ciri-ciri yang menyimpang dari norma ragam baku.
4.
Pengertian Ragam
Sosial dan Fungsional
a.
Ragam sosial
Baik ragam lisan maupun ragam tulis
bahasa indonesia ditandai pula oleh adanya ragam sosial, yaitu ragam bahasa
yang sebagai norma dan kaidanya didasarkan atas kesepakatan bersama dalam
lingkungan sosial yang lebih kecil dalam masyarakat.
Selain itu, ragam sosial tidak jarang dihubungkan denga tinggi atau
rendahnya status kemasyarakatan lingkungan sosial yang bersangkutan.
Dalam hal ini , ragam baku nasional dapat pula berfungsi sebagai
ragam sosial yang tinggi, sedangkan ragam baku daerah atau ragam bahasa sosial
yang lain merupakan ragam sosial dengan nilai kemasyarakatan yang rendah.
b.
Ragam
fungsional
Yang kadang-kadang
disebut ragam profesional adalah ragam bahasa yang dikaitkan dengan profesi,
lembaga, lingkungan kerja.
Dalam kenyaataan, ragam fungsional menjelma sebagi bahasa negara
dan bahasa teknis atau teknologi, kedokteran dan keagamaan.
Contoh :
1.
Ragam keilmuan
atau teknologi
Komputer adalah mesin pengolah informasi. Berjuta –juta fakta dan
bagan yang berbeda dapat disimpan dalam komputer yang dapat dicari kembali
apabila diperlukan. Komputer dapat juga mengerjakan perhitungan yang rumit
dengan kecepatan yang luah biasa. Hanya dalam waktu beberapa detik komputer
dapat melaksanakan pekerjaan kalau dikerjakan oleh tenaga manusia akan memakan
waktu berminggu-minggu.
Dijantung komputer
terkecil( yang disebut mikrokomputer) terdapat sebuah komponen elektronik yang
dinamakan mikroprosesor. Komponen ini terbuat dari keping silikon yang
berukuran tidak lebih besar dari pada kuku jari kuku kelingking. Sebenarnya,
mikroprosesor itu sendiri adalah komputer dan dapat dibangun menjadi berbagai
jenis mesin.
2.
Ragam
Kedokteran
Kita mengenal dua
macam diabetes, yaitu diabetes inspidus
dan diabetes militus. Diabetes inspidus disebabkan oleh kekurangan hormon
antidiuretik (antidiuretic hormone= ADH) diproduksi oleh kelenjar pituitaria
yang berada didasar otak sehingga kita mengeluarkan urine terus atau kecing
saja. Pada diabetes militus yang kurang adalah hormon insulin yang dihasilkan
oleh kelenjar pankreas yang berada dibawah hati. Dengan kurangnya zat insulin
ini, metabolisme gula terganggu sehingga sebagian tidak biasa diubah menjadi
bahan yang tidak biasa dibakar untuk menghasilkan tenaga, atau perubahan
tersebut tidak sempurna.
3.
Ragam keagamaan
Kecelakaan besarlah
bagi orang-orang yang curang, yang itu orang –orang apabila menerima takaran
dari orang lain, mereka meminta dipenuhi, dan apabila mereka menakar atau
menimbang untuk orang lain, mereka sesungguhnya mereka akan dibangkitkan pada
suatu hari nanti yang besar, yaitu hari ketika manusia berdiri menghadap Tuhan
semesta alam.
4.
Fungsi Bahasa
Bahasa indonesia telah ditetapkan sebagai bahasa negara dalam UUD
1945 bab XV pasal 36. Bahasa indonesia memiliki dua kedudukan yaitu sebagai
bahasa nasional dan sebagai bahasa negara (Herniti,Ening dkk,2005:47-49)
Fungsi bahasa bedasarkan kedudukan sebagai berikut:
1.
Bahasa nasional
Sebagai bahasa nasional, bahasa indonesia berfungsi sebagai:
1.
Lambang
kebanggaan bangsa
2.
Identitas
bangsa
3.
Alat persatuan
bangsa
4.
Alat penghubung
antar budaya dan antar daerah
2.
Bahasa negara
Sebagai bahasa negara, bahasa indonesia berfungsi:
1.
Bahasa resmi
negara
2.
Bahasa
pengantar di lembaga-lembaga pendidikan
3.
Bahasa resmi
perhubungan tingkat nasional
4.
Bahasa resmi
pengembangan kebudayaan dan ilmu pengetahuan serta teknologi modern (halim,
1976:145)
Menurut Halliday (1973) fungsi bahasa ada
tujuh diantaranya :
1.
Fungsi
Instrumental
Fungsi instrumental adalah bahwa bahasa itu dapat digunakan untuk
melayani lingkunganya. Bahasa juga dapat digunakan untuk menyebabkan terjadinya
peristiwa tertentu. Jadi, dengan bahasa dapat dihasilkan tindakan-tindakan
komunikatif tertentu yang juga akan menghasilkan kondisi-kondisi komunikasi
tertentu pula.
2.
Fungsi Regulasi
Fungsi Regulasi adalah bahwa entitas bahasa itu dapat digunakan
untuk mengawasi serta mengendalikan peristiwa-peristiwa tertentu dalam
masyarakat.
Jadi, titik fokus fungsi regulasi adalah bahwa bahasa digunakan
untuk mengatur serta mengendalikan orang-orang sebagai warga masyarakat. Bentuk
seperti ‘ke kiri jalan terus’, yang dapat ditemukan di pembagian persimpangan
jalan, adalah manifestasi fungsi regulasi bahasa yang disampaikan Halliday ini.
3.
Fungsi
Representasional
Fungsi respresentasional adalah fungsi bahasa untuk membuat
pernyataan-pernyataan, menyampaikan fakta-fakta dan pengetahuan, menjelaskan
peristiwa, melaporkan sesuatu, dan seterusnya.
Jadi, fungsi representasional bahasa ini bersifat menggambarkan
atau mempresentasikan sesuatu.
4.
Fungsi
interaksional
Fungsi interaksional adalah
bahwa bahasa itu dapat digunakan untuk menjamin terjadinya,interaksi
memantapkan komunikasi, dan mengukuh komunikasi dan interaksi antar warga
masyarakat itu sendiri.
5.
Fungsi Personal
Fungsi personal adalah bahwa bahasa itu dapat digunakan untuk
mengekspresikan maksud-maksud pribadi atau personal, menyatakan emosi, untuk
mengungkapkan perasaan dan maksud-maksud personal lainya.
6.
Fungsi
Heuristik
Fungsi heuristik bahasa berkaitan erat dengan kegunaan bahasa untuk
mempelajari pengetahuan, mencari ilmu, mengembangkan teknologi, dan
menyampaikan rumusan-rumusan yang bersifat pertanyaan.
Tulisan-tulisan di dalam karangan ilmiah lazimnya memanfaatkan
fungsi heuristik bahasa ini. Lemahnya penelitian di indonesia, dalam hemat
saaya, banyak terjadi karena fungsi heuristikini tidak benar-benar dinyatakan
dengan baik sejak anak usia dini.
Maka sesungguhnya, sejak sangat awal seorang anak sudah terbiasa
bertanya. Bertanya adalah dasar dari hadirnya penelitian di kemudian hari.
Jadi, bertanya itu sesungguhnyya upaya untuk mewujudkan fungsi heuristik.
7.
Fungsi imajinatif
Fungsi imajinatif adalah fungsi bahasa yang berkenaan dengan
penciptaan imajinasi. Fungsi bahasa ini dapat dilihat dari aering difungsikanya
bahasa untuk mendongeng, membuat cerita, menciptakan khayalan, mimpi, dan
seterusnya.
Seseorang akan dapat menggunakan bahasa untuk bertamasya ke alam
awang-awang. Bersastra dengan segala keindahanya, dan pada akhirnya akan sampai
pada keindahan entitas bahasa yang digunakan untuk terbang ke awang-awang itu
sendiri.
BAB
III
KESIMPULAN
Bahasa indonesia memiliki banyak ragam bahasa, dengan adanya ragam
bahasa kita bisa
DAFTAR PUSTAKA
Halim. Amran, Politik Bahasa
Nasional, Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1976.
Herniti, Enind dkk., Bahasa
Indonesia, Yogyakarta: Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga, 2005.
Moeliono, M. Anton dkk., Tata
Bahasa Baku Bahasa Indonesia, (Edisi ketiga), Jakarta: Balai Pustaka, 2003.
Ramlan, M, I Dewa putu Wijana dkk., Bahasa Indonesia yang Salah dan yang Benar, Yogyakarta: Andi
Ofset,1990.
Arifin. Zaenal, Cermat
Berbahasa Indonesia, Jakarta : Akademika Pressindo, 2003.
Tasai. S, Amran, Cermat Berbahasa Indonesia, Jakarta : Akademika Pressindo, 2003.
Rahardi. R, kunjana, Bahasa
Indonesia untuk Perguruan Tinggi,
Jakarta : Erlangga, 2009.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar